Sunday, March 30, 2008

ayat-ayat cinta

Ada komentar yang agak "lain" mengenai film Ayat-ayat Cinta, ini ku dapatkan dari obrolan ringan dengan kawan2, yaitu "poligami". Sembari bergurau, kawan2 mengemukakan pendapat bahwa Aisha adalah seorang perempuan yang sangat sholihah dan baik yang mengizinkan suaminya dimiliki oleh perempuan "lain" secara syah.

Dari sudut pandangan aku pribadi, aku merasa film Ayat-ayat Cinta (yang endingnya tidak sama dengan cerita di buku aslinya) selain dari niat awal penulis skenario dan produser (entah apapun itu), adalah salah satu sarana untuk memasyarakatkan wacana "poligami". Terserah anda menilai pandangan aku salah atau tidak...

Setelah aku menonton film-nya, makin aku yakin...bahwa sesungguhnya TIDAK ADA perempuan dimanapun dan siapapun yang sanggup dan mampu di-dua-kan oleh suaminya. Se-kuat2nya perempuan, se-sholih-nya dia, selalu ada kala dimana ia meradang, merana, menangis, menjerit, dan merasa tidak kuat dan tidak sanggup menjalani kehidupan yang sedang dia jalani.

Poligami menambah permalahan menjadi sangat panjang, mulai dari persoalan anak, nafkah lahir dan bathin, rasa keadilan, kecemburuan, rasa diremehkan. disepelekan, sampai permasalahan ruwetnya pembagian warisan.

Benar, poligami dibenarkan oleh Allah, diperbolehkan, diizinkan, asal bisa ADIL. Jadi, pertanyaan yang harus dilontarkan pada setiap kaum Adam yang ingin melakukan poligami adalah.... apakah kamu sanggup bersikap ADIL? dan apakah sebenarnya definisi dari kata adil itu...apakah kamu mengerti dan pahami kata adil secara benar??? Menurutku, apabila benar seseorang menyelami makna dan paham benar arti kata ADIL, maka tidak akan ada seorangpun yang akan sanggup mengambil keputusan untuk ber-POLIGAMI.

Satu hal yang harus dipahami dari cerita film Ayat-ayat Cinta adalah....Film itu berhenti pada saat tokoh Maria meninggal dunia, artinya.... terserah pendapat pembaca.